Rabu, 24 Maret 2010

Harga Dari Sebuah Persahabatan

Kawan, anda tentu pernah merasakan masa-masa paling sulit dalam kehidupan anda. Biasanya masa itu selalu identik dengan musibah, halangan, dan rintangan yang datang tanpa kita duga dan kita undang. Bagaimana anda melewatinya? Saya bisa membayangkan dan merasakan betapa kekalutan dan kegundahan menyelimuti aura perasaan. Betapa anda ingin segera keluar dari masa itu sambil berharap sebuah keajaiban datang.

Pada saat kegelisahan dan kegundahan memuncak, tiba-tiba datang seseorang dengan tulus menwarkkan bantuan. Dengan senyum manis orang itu menanyakan: "Apa yang bisa kubantu? Apa kesulitanmu?"

Bagaimana perasaan anda, kawan? Saya yakin anda akan sejenak melupakan bahwa anda punya masalah. Ketulusan, senyum keikhlasan, telah menjadi penawar kesedihan. Kawan, itulah kekuatan senyum pertanda ketulusan hati, yang hanya bisa dilakukan oleh seorang teman atau sahabat yang tidak hanya cukup mengenal, tapi memahami, tidak cukup memahami, tapi melengkapi dan saling menolong.

Kawan, demikianlah seorang sahabat sejati yang selalu hadir dengan ketulusan, bukan hanya di saat kita senang, tapi lebih pada saat kita didera kesulitan dan kesusahan. Ia menawarkan ketulusan yang pasti akan berbuah kebahagiaan hati. Subhanallah kawan, jika kita bisa menemukan sahabat seperti itu. Bagaimana cara menemukan sahabat seperti itu adalah dimulai dari diri sendiri. Mari kita isi hari-hari kita dengan menjalin persahabatan yang tulus di hati. Mencoba mengenal lebih jauh orang lain, sahabat kita, dengan pemahaman, 'tuk kemudian kita tunjukkan dengan empati dan kasih sayang.

Begitulah kawan, sampai Rasulullah mengabadikan tulusnya persahabatan antara dua insan dalam banyak haditsnya,
"Kecintaan Allah terhadap seorang hamba berada dalam kecintaan hamba terhadap saudaranya"

"Allah akan membantu seorang hamba selama hamba itu membantu saudaranya"

Atau dalam hadits lain:
"Allah akan menutup aib seorang hamba di akhirat, selama ia menutup aib saudaranya di dunia".

Kawan, ditengah memudarnya rasa kasih sayang yang tulus akibat terpaan arus budaya komersial/kapitalis yang merendahkan martabat kemanusiaan, mari kita jalin kembali silaturrahmi, kita jadikan setiap insan sebagai sahabat sejati hidup ini tuk meraih kebahagiaan hakiki. Niscaya, ikhtiar ini akan menjadi oase di tengah padang gersang kehidupan yang penuh kepalsuan ini.

0 komentar: